Profil Program Studi

PENDIDIKAN  PROGRAM  SARJANA TEKNIK METALURGI DI UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Indonesia merupakan negara yang kaya akan mineral dan tambang, yang mana persebarannya hampir di seluruh pelosok alam Indonesia. Akan tetapi, barang tambang yang dimiliki Indonesia tidak serta merta langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, tetapi harus melalui tahap pengolahan terlebih dahulu untuk mendapatkan logam murninya.

Pada Undang-Undang No. 4 tahun 2009  tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mengharuskan semua bahan tambang  diolah dan dimurnikan dahulu di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambahnya sebelum diekspor ke luar negeri.

A.    Pengertian  dan  Peran   Metalurgi

Metalurgi adalah Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan ekstraksi (pengambilan) logam dari bijih (mineral yang mengandung logam),memurnikan logam dan mempersiapkan untuk digunakan termasuk proses paduan logam.

Berdasarkan  pengertian tersebut diatas, cakupan  metalurgi meliputi :
1.    Pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya  (mineral processing) di dalam bijih hasil penambangan agar siap untuk diekstraksi secara teknis dan ekonomis. Termasuk dalam mineral processing ini pencucian batubara.

2.    Pengambilan logam berharga dan pemurniannya (refining) menjadi logam murni, misalnya emas, perak, timah, tembaga, aluminium, atau menjadi paduan seperti nickel-matte dan ferro-nickel. Termasuk dalam ekstraksi ini misalnya adalah pembuatan alumina (Al2O3) dari bijih bauksit, serta daur ulang terhadap limbah yang mengandung berbagai logam.

3.    Pemaduan logam dengan unsur lain (alloying) membentuk paduan logam, misalnya berbagai jenis baja, besi cor, paduan aluminium, kuningan dan paduan nikel.

4.    Pembentukan logam  (misalnya rolling terhadap produk baja menjadi plat) serta perbaikan struktur mikro paduan logam melalui perlakuan panas (heat treatment) untuk mendapatkan sifat-sifat yang diperlukan dalam aplikasi  (preparing them for use). Termasuk dalam hal ini misalnya adalah pengecoran logam (metal casting), metalurgi pengelasan (welding metallurgy) dan metalurgi serbuk (powder metalurgi)

5.    Modifikasi struktur mikro (micro structure) untuk mendapatkan sifat (properties) logam  dan paduannya,  misalnya pengaruh partikel karbida terhadap kekuatan tarik (tensile strength) dan ketahanan korosi baja.

Dari pengertian metalurgi diatas, maka terlihat bahwa spektrum kegiatan yang  dicakup dalam metalurgi sangat luas, mulai dari yang berada di bagian hulu yaitu industri-industri yang berdekatan dengan penambangan seperti misalnya kegiatan di pabrik konsentrasi PT. Freeport dan PT. Amman Nusa Tenggara Mineral dan peleburan timah di PT. Timah, produksi nikel matte di PT. Vale dan Ferronikel di PT. Antam serta pengolahan emas di Pongkor. Kemudian yang berada di antara hulu dan hilir,  seperti misalnya pabrik baja  PT. Krakatau Steel dan peleburan baja dan pengecoran logam di PT. Smelting. Untuk yang berada dekat dengan pengguna (hilir), seperti misalnya industri-industri pengecoran dan industri pembentukan logam yang tersebar
di berbagai industri seperti industri otomotif dan industri mesin.

Terlihat dengan jelas bahwa metalurgi berperan dalam peningkatan nilai tambah bahan tambang menjadi bahan yang siap untuk pemakaian menjadi produk akhir. Berdasarkan urutan proses pengolahan bahan tambang menjadi produk  hilir, secara garis besar  metalurgi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.    Pengolahan Mineral dan Batubara (Mineral and Coal Processing)
b.    Metalurgi Ekstraksi (Extractive Metalurgy)
c.    Metalurgi Mekanik (Mechanical Metallurgy)
Pada dasarnya dalam pengolahan mineral dan batubara dipelajari pengetahuan yang melatarbelakangi proses-proses pemisahan mineral  berharga dari mineral pengotornya berdasarkan sifat fisik dan atau kimia permukaan antara mineral-mineral yang ada di dalam bijih.  Metalurgi ekstraksi umumnya lebih berhubungan erat dengan metoda pengambilan logam (ekstraksi) dari konsentrat atau bijih dan memurnikannya menjadi logam yang siap untuk dijadikan paduan logam (alloy). Ekstraksi logam atau senyawa logam menggunakan  metoda pelarutan dan pengendapan  elektrodik dikenal sebagai hidro-metalurgi dan elektro-metalurgi, sedangkan  ekstraksi dengan  memanfaatkan kondisi pada temperatur tinggi dikenal dengan piro-metalurgi.

B.    Peluang
Kemajuan peradaban manusia adalah satu diantaranya ditentukan oleh penguasaan manusia atas logam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu kedepan kebutuhan logam dan paduan logam (alloy) untuk berbagai keperluan diperkirakan akan terus meningkat.  Menyadari  tingginya ketergantungan manusia akan material logam dan mineral industri, meskipun usaha daur ulang telah  dilakukan hampir maksimal, kenyataannya untuk dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari material ini harus  melalui  rantai proses yang bisa sangat panjang, maka sudah selayaknya pemanfaatan bahan tambang memerlukan konsep yang berwawasan  konservasi dan harus mendapatkan nilai tambah.

C.    Pendidikan  Metalurgi  di Indonesia
Dengan demikian jelas bahwa jawaban terhadap tantangan kedepan, salah satunya adalah dengan penyiapan tenaga profesional di bidang metalurgi. Pendidikan metalurgi haruslah diarahkan untuk menjawab tantangan nasional dalam menyediakan tenaga  ahli yang mampu mengolah dan mengekstraksi logam dari bijih, memurnikannya dan memadukannya serta memberdayakan potensi  mineral industri guna meningkatkan daya saing nasional, ketahanan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Saat ini perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan teknik pertambangan berjumlah lebih dari 40 institusi, sedangkan yang menyelenggarakan  pendidikan teknik metalurgi hanya 6 (enam) institusi, yaitu: ITB, UI, ITS, Untirta,Unjani, dan Institut Teknologi Bekasi. Dari keenam institusi pendidikan tinggi yang menyelenggarakan  pendidikan teknik metalurgi, hanya ITB, UI dan Untirta yang menyelenggarakan pendidikan metalurgi secara utuh, mulai dari pengolahan bahan galian, metalurgi ekstraksi metalurgi fisika; sedangkan ITS, Unjani, dan Institut Teknologi Bekasi berkonsentrasi pada metalurgi fisika.UPN “Veteran” Yogyakarta yang sudah mempunyai Jurusan Teknik Pertambangan –
Fakultas Teknologi Mineral dan Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri memiliki potensi untuk mendirikan  Program Studi Teknik Metalurgi.