Smelter Ausmelt PT Timah Hampir Rampung, Ekspor Timah Akan Dihentikan Tahun Depan

Indonesia merupakan negara ke-2 penghasil timah terbesar di dunia dengan persentase sebesar 17%, dilanjutkan dengan Brazil yang menguasai 15% cadangan timah dunia, lalu Australia 9%, dan Bolivia 8% dari cadangan timah dunia. Tak hanya itu, Indonesia juga merupakan produsen timah ke-2 terbesar di dunia, yaitu sekitar 22%, setelah Cina dengan produksi sebesar 47%.

Menindak lanjuti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, pemerintah berencana akan memulai pelarangan ekspor timah tahun depan. Dilansir dari cnbcindonesia.com, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin menyebutkan, saat ini pemerintah tengah melakukan audit timah terlebih dahulu. Audit timah ini sedang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Keputusan akhir nantinya akan diputuskan dalam rapat para menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Beriringan dengan hal tersebut, PT. Timah menginformasikan bahwa proyek pembangunan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace PT Timah Tbk di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat sudah hampir selesai. Dengan beroperasinya Smelter ini diharapkan dapat mendorong percepatan hilirisasi di dalam negeri dalam konteks ketersediaan mineral timah sebagai komoditas.

Dilansir dari kumparan.com, Presiden Joko Widodo yang sedang meninjau proyek tersebut mengatakan bahwa menurutnya, pembangunan pabrik pengolahan timah modern ini akan selesai pada November mendatang.

“Ini akan selesai November, kita harapkan pergerakan hilirisasi di timah akan segera mengikuti seperti yang kita lakukan di nikel. Tapi kita belum berhitung kapan akan kita stop ekspor bahan mentah timah, sehingga berjalan dengan baik dan tidak ada yang dirugikan,” ungkap Presiden RI.

Kepala Negara mengatakan, dengan adanya smelter baru PT TIMAH Tbk akan meningkatkan nilai tambah pengolahan timah di dalam negeri. “Ini akan memberikan nilai tambah di dalam negeri dan kemudian menyerap lapangan pekerjaan lebih banyak,” kata Jokowi.

Hal ini diperkuat dengan adanya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT PLN pada Jumat, 14 Oktober 2022 mengenai kebutuhan pasokan listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan Ausmelt Furnace. Sekretaris Perusahaan PT TIMAH Tbk, Abdullah Umar mengatakan MoU ini merupakan sinergi BUMN dalam memenuhi kebutuhan listrik di Unit Metalurgi Muntok khususnya operasional Ausmelt Furnace.

“Penambahan daya ini untuk mempersiapkan operasional Ausmelt yang akan dioperasikan dalam waktu dekat. Penggunaan listrik dari PLN juga sebagai upaya perusahaan untuk mendukung program net zero emission,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima liputan6.com

MoU PLN dan PT TIMAH Tbk ini merupakan salah satu bentuk sinergi BUMN dalam mendukung operasional smelter baru PT Timah Tbk. Manager PT PLN Bangka Edy Saputra menyambut baik kerja sama dengan PT TIMAH Tbk dan siap memenuhi kebutuhan listrik di Unit Metalurgi Muntok PT TIMAH Tbk.

“PT PLN menyambut baik kerjasama dengan PT Timah, PT PLN siap melayani kebutuhan listrik PT Timah Dengan penambahan daya ini diharapkan PT Timah agar bisa lebih maju, dan berkembang,” katanya.

Tak hanya itu, dengan beroperasinya smelter ini tentu saja membuat produktifitas menjadi lebih efektif karena pengolahannya yang efisien. TSL Ausmelt Furnace Timah merupakan salah satu bentuk transformasi dan inovasi teknologi pengolahan timah kadar rendah yang dilakukan perusahaan. Sebelumnya PT Timah menggunakan Reverberatory Furnace sebagai teknologi pengolahan.

Pembangunan TSL Ausmelt Furnace untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini. Di mana ketersediaan biji timah dengan kadar tinggi atau di atas 70 persen Sn sudah terbatas. TSL Ausmelt Furnace sendiri mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

Sistem kerja TSL Ausmelt Furnace dilaksanakan dengan Proses Otomasi dengan Sistem Kontrol sehingga bisa mengurangi dampak risiko kecelakaan kerja dan juga efektivitas kerja dengan teknologi pengolahan timah yang lebih modern.

Referensi :

  1. https://www.cnbcindonesia.com/news/20221019163616-4-380991/mau-larang-ekspor-timah-di-2023-yakin-ri-sudah-siap
  2. https://kumparan.com/kumparanbisnis/smelter-selesai-november-2022-pt-timah-meningkatkan-efektifitas-produksi-1z5R7Ji5DUV/full
  3. https://www.liputan6.com/bisnis/read/5098428/smelter-ausmelt-hampir-rampung-pt-timah-bersiap-tambah-daya-listrik

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *